Sabtu, 26 September 2009

PETA PEMIKIRAN HASAN AL BANA

MERETAS JALAN KEBANGKITAN ISLAM;
PETA PEMIKIRAN HASAN AL-BANA


Judul Asli : Haula Asasiyat Al-Masyru’ Al-Islam Linahdhah Al-Ummah
( Qiraah fi Fikr Al Imam Asy-Syahid Hasan Al-Banna )
Penulis : Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali
Penerbit : Asli èMarkaz Islami li Ad-Dirasah wa Al-Buhuts
TerjemahanèSolo: Era Intermedia,Juli 2001 .
Penerjemah: Wahid Ahmadi dan Jasiman Lc.
Pembahas : Ahmad Adaby Darban
***********************************************************Telah banyak kiranya penerbitan terjemahan buku-buku tentang Imam Hasan Al Banna antara lain Majmu’ah Ar-Rasail Al-Imam Syahid Hasan Al-Banna, dan Mudzakkirat Ad-Da’wah wa Ad-Da’iyah, dan sebagainya.
Khusus untuk buku ini, secara garis besar merupakan upaya penulis yaitu Prof.Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali, untuk mengadakan pemetaan ulang atas pemikiran yang telah canangkan oleh Imam Hasan Al Banna. Kemungkinan karya ini muncul dari pengembaraan referensi dan pengalaman penulis dalam mengamati/meneliti tentang dinamika pergerakan penerus Imam Hasan Al Banna.

Berbagai gagasan yang cemerlang tentang kebangkitan Islam Islam yang dicanangkan oleh Imam Hasan Al Banna ini, perlu ditindak lanjuti dengan suatu skenario yang komprehensif dan integral, yang kemudian dapat dijadikan peta bagi ummat dalam pergerakannya di masa kini dan masa yang akan datang. Imam Hasan Al-Banna, yang hidupnya hanya sampai usia 41 tahun, sebenarnya tidaklah hanya penggagas, namun juga mempraktekkan gagasannya, dengan memimpin gerakan kebangkitan Islam melalui gerakan Islam Ikhwanul Muslimiin.

Proses yang dilakukan oleh Imam Hasan Al Banna dalam mengupayakan kebangkitan Islam, melalui : Partama, mengadakan identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh ummat Islam. Kedua, hasil identifikasi itu, kemudian dirumuskan peta pemikiran, dengan sekaligus perencanaan gerakan ( yang menyangkut strategi & taktik perjuangannya ). Ketiga, secara pribadi menyiapkan diri untuk memimpin gerakan kebangkitan Islam. Keempat, terjun langsung memimpin gerakan kebangkitan Islam dengan pendekatan “menghidupkan kembali ruhul Islam yang telah mengalir di tubuh ummat “, Ruhul Islam itu akan dapat terus dihayati oleh ummat apabila Al Qur’an tidak sekedar dibaca, akan tetapi difahami maknanya, dan diterjemahkan dalam realitas kehidupannmanusia. Oleh karena itu, dengan begitu cepat ummat banyak yang rela bersama-sama berjuang untuk kebangkitan Islam. Hal ini juga didukung oleh situasi pada zamannya, yaitu belenggu sekularisme dan nasionalisme sempit terhadap perkembangan Islam dan ummatnya, sehingga ummat Islam berupaya bangkit untuk memutus belenggu itu.

Sebagai awal yang dilakukan Imam Hasan Al Banna adalah mengkaji ulang rujukan utama ummat Islam yaitu Al Qur’an & As-Sunnah (menemukan kembali ruhul Islam dari keduanya ), kemudian pengkajian dinamika Sejarah Umat Islam dengan studi banding dengan sejarah umat-umat lain ( sebagai pengetahuan empirik ). Setelah itu semua menyusun kembali semua aspek yang diperlukan untuk kebangkitan umat Islam kembali.

Dari itu semua tersusunlah sebuah “proposal” untuk kebangkitan yang efektif dalam membangun ummat. Proposal itu berisi antara lain :
1. Cita-cita sejarah, suatu dinamika pergerakan Islam yang berjalan berlandaskan Kitabullah Al Qur’an dan As Sunnah Rasulullah, menjadi guru dari umat manusia,
2. Manhaj (metode) kebangkitan Islam, yang menjelaskan jalan menuju kejayaan Islam, dan kesejahteraan umatnya, komprehensif, integral dan lengkap.
3. Adanya kepemimpinan yang Uswatun Hasanah, kuat, berani, memiliki pandangan kedepan, mampu merencanakan, memngorganisasikan, memobilisasi dan mengendalikan umat.
4. Wadah atau organisasi yang solid dan kuat, memiliki kemampuan berkembang secara dinamin, keseimbangan dan keteraturan, serta terkendali.

Pada Bab Satu, buku ini mengungkapkan Metodologi proyek kebangkitan, yang isinya antara lain Dasar-dasar Metodologi Proyek Kebangkitan; Studi sejarah, sebagai teropong empirik untuk mengenal berbagai gerakan; Studi Realitas dan melihat Prospek Kebangkitan baru.

Pada Bab Dua, buku ini memuat seruan menuju proyek kebangkitan, yang didalamnya menjelaskan tentang: Landasan Karakteristik Da’wah; Referensi proyek kebangkitan; tujuandan unsur-unsur da’wah; dan bangunan tarbiyah dalam da’wah.

Pada Bab Tiga, buku ini memuat tentang mendirikan negara teladan, yang didalamnya mengupas tentang : Fondasi bangunan negara dan slogan-slogan operasionalnya; pemikian politik memuat konsepsi konsepsi ‘Urubah, Wathaniyah, Qoumiyah, dan Alamiyah; Aktivitas politik; Program politik; Politik negara; dan aspek peradaban negara.

Akhirnya, dari kesemuanya itu Kebangkitan Islam menurut peta pemikiran Hasan Al-Banna adalah kebangkitan ummat dengan Ruhul Islam yang mengalir pada tubuhnya, kemudian mampu membangkitkannnya dalam semua aspek kehidupan. Oleh karena itu Kebangkitan Islam tidak hanya pada sektor politik saja, namun juga bangkit dalam bidang sosial, ekonomi, kebudayaan, hukum,ilmu pengetahuan, dan dalam aspek kehidupan manusia lainnya.

Buku ini cukup detail dan mudah untuk memahami pemikiran Imam Hasan Al-Banna, bahasa terjemahannya cukup baik, sehingga tidak menjenuhkan pembacanya. Oleh karena itu dianjurkan untuk menambah referensi bagi umat Islam yang menginginkan adanya Kabangkyan Islam, terutama di Indonesia.

Yogyakarta, 23 November 2001


Ahmad Adaby Darban.

2 komentar:

  1. Datangnya pertolongan Allah itu disyaratkan adanya pertolongan kita kepada agama-Nya. Bahkan sangat penting para aktivis yang ikhlas itu mengerahkan segala kesungguhan dan daya-upayanya, bahkan untuk melipatgandakan upayanya. Hal itu dibarengi dengan kesanggupan menanggung kesulitan, apapun bentuknya. Mereka harus menghiasi diri dengan kesabaran dan keteguhan dalam kebenaran. Mereka harus berpegang teguh dengan mabda’ (ideologi) Islam dan pada metode Rasul Saw. hingga tercapai yang mereka inginkan.

    BalasHapus
  2. Peta Pemikiran Ash HAB adalah terlalu luar biasa. Tidak mungkin ada seorang pemimpin dunia yang telah berjaya atau hampir berjaya sptnya. Hatta begitu banyak universiti barat mengkaji keajaiban sosok ini hingga terlalu banyak kajian ilmiah di peringkat masters dan PHd.

    Dia seorang muslim yg sangat luarbiasa...baik pemikiran, jihad dan pengorbanan. Tidak ramai yg begitu muda usia 42 tahun mempunyai ketajaman dan kecerdasan idea yang telah mengugat seluruh dunia.

    Saat kematiannya disaksikan dan disahkan oleh pemimpinnya sendiri....hingga tidak ada bantuan medis diberi saat dia dibawa ke hospital. Pihak kuasa Inggeris terlalu gerun dengan keberanian Asyahid Hassan al-Banna.

    BalasHapus