SEJARAH LOKAL
( CATATAN SINGKAT )
Pengertian Sejarah Lokal è adalah Sejarah dari suatu Locality atau tempat yang
batasannya ditentukan oleh “perjanjian” yang diaju-
kan oleh penulis sejarah. ( Taufik Abdullah, Sejarah
Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
Versity Press, Agustus 2005 ), hlm. 15.
Adapun batasan Geografisnya dapat suatu tempat tinggal Suku Bangsa (mungkin mendiami 2 atau tiga daerah administratip); dapat pula sebuah Kota; atau lebih kecil lagi suatu desa ( contoh lihat Ahmad Adaby Darban. Sejarah Kauman. Yogyakarta: Terawang, 2000 ).
Dengan demikain, maka dapat dirumuskan dengan sederhana, bahwa “ Sejarah Lokal” adalah sebagai kisah di “kelampauan” dari satu kelompok atau kelompok-kelompok masyarakat yang berada pada “daerah geografis” yang terbatas.
Menurut: a. Finberg & Skippè Pembatasannya lebih khusus yaitu “ suatu komunitas “, “township” atau “village”.
b. Piere Gonbertè Memberikan batasan Lokal antara lain semacam “desa” atau “beberapa desa”; “kota kecil atau sedang”; atau “daerah geografis yang ak lebih besar dari Country” (kira-kira kecamatan) ( lihat Deadalus, Winter, 1971. hlm.113.)
Oleh karena itu penulisan Sejarah Lokal bukan merupakan bagian sub ordinat dari Sejarah Nasional, sebab Sejarah Lokal memiliki bentuk kajian yang berbeda dan tidak harus selaras dengan Sejarah Nasional.
Pertanyaan pokok dalam studi dan penulisan Sejarah Lokal antara lain ialah :
1. Sasaran Sejarah Lokal adalah “ Asal-usul è Pertumbuhanè Kemunduranè
Kejatuan dari kelompok masyarakat local. ( HPR Finberg madzhab Leiceter)
2. Kajiannya pada Irama Sejarah pada sebuah Kelompok Masyarakat local yang
tertentuk secara unik ( Finberg dan Skipp)
Pada prinsipnya è Pikiran-pikiran yang penting dari rumusan ini adalah “problem-problem pokok” harus bertolak dari realitas lokalnya, atau seleksi peristiwa harus ditentukan oleh tingkat pentingnya dalam perkembangan daerah local yang dibicarakan.
Perbedaan Lokal dan Nasional tidaklah terletak dari tingkat bastraksi – general- sasi, tapi lebih pada orientasinya !. Masalah local adalah masalah local dan segala soal yang menyangkut pada dirinya. Dengan demikian pada pengungkapan Sejarah Lokal dengan pertanyaan pokok lebih sederhana ialah : “Apakah proses dan kecenderungan structural dapat menjelaskan perkembangan dari masyarakat di Lokalitas ini ( daerah ini )”. Dengan demikian Sejarah Lolak harus memiliki otonomi.
Secara metodologis, Sejarah Lokal menuntut adanya kemampuan teknis dan daya analisis yang tinggi, yaitu menuntut adanya kecermatan dan ketelitian yang lebih tajam dan mendalam.
Dalam mengerjakan dan dalam perumusan sasaran pokok Sejarah Lokal Geografis dan ruang lingkupnya, sering berkaitan erat dengan sejarah social.
Sasaran pokok yang ideal adalah “ Struktur dan proses dari tendakan dan interaksi manusia sebagai yang terjadi dalam kontek sosio-kultural di masa lampau yang tercatat,” dan dapat pula diungkapkan secara Holistik ( termasuk Ekonomi dan Politik ) yang terjadi di suatu local dan punya cirikhas tertentu.Lihat Hecht, J.Jean. International Encyclopedia of the Social Sciences. 1968,)
Kuntowidjojo membuat catatan akhir, bahwa “Sejarah Lokal dalam bentuk yang mikro telah tampak dasar-dasar dinamikanya, sehingga peristiwa-peristiwa sejarah dapat diterangkan melalui dinamika internal yang di tiap daerah mempunyai kekhasan sendiri yang otonom. Adanya pendekatan interdisipliner ( atau menurut Sartono Kartodirdjo “Multi-demensional ) dalam penulisan Sejarah likal akan membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam Historiografi yang lebih luas dan lebih dalam. A.Adaby D. 7-9-2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar