Selasa, 17 Maret 2009

G I Y A N T I

POKOK URAIAN TENTANG PERJANJIAN GIYANTI 13 FEBRUARI 1755 Oleh: A.Adaby Darban



MUQADIMAH

Lahirnya Perjanjian Giyanti tidak dapat dipisahkan dengan peran perjuangan Pangeran Mangkubumi.

Dampak perjanjian Giyanti adalah Lahirnya Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat  hingga lahirnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

PERJUANGAN P. MANGKUBUMI

Asal P. Mangkubumi Putera Sunan Amangkurat 4 (Jawi) + BMA Tejawati,
Saudara seayah GRM Proboyoso (S. Pakubuwana 2 ) &
BRM Damar ( P.Aryo mangkunegara/ ayah RM Sahid )
Masa sbg.Pangeran Hidupnya sederhana, aktif beribadah, & Ilmu Kenegaraan
Berani memberantas kemaksiytan, suka menolong rakyat
yang lemah dan fakir miskin. Ia dekat dengan rakyat.
Sebagai bangsawan, ia sifat kepemimpinan yang handal
dan dapat simpati, pendukungnya banyak (13000 prajurit
2500 pasukan berkuda (kavaleri).
Loyalitas Tinggi Sering ditugasi memadamkan pemberontakan & berhasil
Jiwa Patriotiknya besar sangat menentang campur-tangan
VOC pada K.Mataram, dan menyayangkan kelemahan Paku
Buwana II,yang tidak berani menolak penggrogotan wilayah
Mataram oleh VOC Belanda. ( P.Mangkubumi sering membe
rikan saran pada kakaknya, dan juga protes ).
PEMBERONTAKAN
Martopuro Ketidaksetujuan Martopuro & RM Sahid atas rekayasa VOC menyingkirkan Arya Mangkunegara ke Ceylon kemudian mengangkat GRM Proboyoso menjadi Sunan Pakubuwana 2.

Geger Pacina 1742 Rekayasa VOC untuk melemahkan Mataram, sehingga
Sunan Pakubuwana 2 lari ke Ponorogo ( Kartosuro Bedah ).
Dampaknya PB 2 harus menendatangani Perjanjian Ponorogo
dengan Van Hohendorff isinya menyerahkan seluruh daerah
pesisir pada VOC,dan bila mengangkat Patih harus persetujuan
VOC.  Mataram semakin lemah.( 1743 )

Pencabutan Kembali Hadiah Tanah SUKOWATI dari P. Mangkubumi
Dalam Pisowanan yg dihadiri juga oleh P. Mangkubumi dan Van
Hohendorff, Gub,G, Van Imhoff + Patih Pringgoloyo ( besekong-
kol untuk mencegah pemberian Hadiah tanah Sukowati pada
P. Mangkubumi ). Sunan Pakubuwana 2 takut, dan mencabut
Pemberian Hadiah tanah itu. Selain itu GG Van Imhoff juga me-
menghina P. Mangkubumi.
Selain itu VOC memaksa PB2 untuk menendatangani lagi per-
Sejuan untuk menyerahkan P. Madura dan seluruh Pesisir
Utara Jawa pada VOC ( 18 Mei 1746 )

MULAI BERJUANG

Peristiwa Pencabutan Hadiah Tanah Sukowati dan Penggrogotan P. Madura dan seluruh Pantai Utara Jawa oleh VOC ( Mataram direndahkan ) membikin P. Mangubumi keluar dari kraton bersama P. Hadiwijoyo, P. Wijil, dan P. Krapyak, untuk mulai berjuang melawan VOC ( 19 Mei 1746 “ Rupo Sworo Obahing Jagad” tahun Jawa 1671 ).

Serat Cebolek menyebutkan, bahwa Perlawanan P. mangku Bumi itu direstui oleh PB2, sebagai bukti ia memberi bekal beberapa ribu Real dan Pusaka Kyai Plered.
Peristiwa yang paling menyedihkan lagi adalah : Belanda buat Rekayasa baru jaitu memaksa PB2 yang sedang sakit keras untuk menandatangani penyerahan SELURUH MATARAM kepada VOC ( 16 Desember 1749 ).
Belanda bersama Patih Pringgoloyo kemudian leluasa membuat kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Setelah tanda tangan PB 2 wafat.
Perlawanan P. Mangkubumi dan para bangsawan semakin gencar, dan untuk pemantaban, maka P. Mangkubumi diangkat jadi Sunan Pakubuwana ( atau Sunan Kabanaran = 11 Desember 1749 ).

Dalam berbagai pertempuran, Pasukan P. Mangkubumi banyak mengalami kemengan, apalagi setelah didukung oleh RM Sahid. Daerah-daerah yang dulunya dikuasai VOC ( seperti Pesisir Utara Jawa, Negaragung, Sukowati, Ambarawa, Semarang, Salatiga, Boyolali, Grobogan, dan sekitar Surakarta) berhasil direbut kembali.
Pihak VOC banyak yg mati, dan kehabisan dana, namun tidak dapat mengalahkan P. Mangkubumi dan pengikutnya.

Van Hohendoff merasa gagal, kemudian sakit dan mengundurkan diri dari jabatannya, diganti oleh Nicholaas Hartingh.
Sedangkan Gub.Gen. Van Imhoff juga merasa gagal, kemudian sakit keras terus mati. Penggantinya adalah Gub.Jend. Mossel.

Setelah berkali-kali melanjutkan perang dan gagal, maka VOC meminta untuk berunding ( Perantaraan Syekh Ibrahim dan Tuan Sarif Besar ), dengan menemui P. Mangkubumi.


PROSES MENUJU PERJANJIAN GIYANTI

Pertemuan Pertama P. Mangkubumi dgn. Hartingh pada hari Ahad 22 September 1754, pada pertemuan ini belum ada kesepakatan.
Pertemuan kedua, pada esok harinya ( Senin, 23 September 1754 ), diawali dengan saling bersumpah untuk mencari jalan damai, menghasilkan :
1. P. Mangkubumi mendapatkan separoh dari wilayah Kerajaan Mataram
2. P.Mangkubumi akan jadi raja dengan gelar Sultan
3. Daerah pesisir yg dulu telah diserahkan oleh raja Mataram, tetap dikuasai kompeni,
4. Kompeni harus memberikan ganti-rugi terhadap tanah pesisir itu sebanyak 20.000 Real, separuhnya (10.000 Real ) diserahkan pada P. Mangkubumi.
5. Separuh dari pusaka Kraton Mataram diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi.

Hasil itu diserahkan pada G.Jend. Mossel  dikirim ke PB3 (Setuju, berdasar surat PB 3, tgl. 4 November 1754 ) dikirim kembali ke G. Jend. Mossel ( disusunlah jadi naskah perjanjian Giyanti ).

Pada tanggal 13 Februari 1755, ditandatanganilah PERJANJIAN GIYANTI, di desa Giyanti ( dukuh Kerten, desa Jantiharjo, Tenggara Karanganyar sekarang ). Isi perjanjian itu ada 10 pasal.

Kesepakatan JATISARI kebudayaan yang akan dipakai Yogyakarta meneruskan tradisi Mataram, sedang Surakarta akan mengembangkan kebudayaan baru.

Pembagian Wilayah:
NegaraGung  masing-masing dapat 53.100 Cacah.
Mancanegara Sunan PB dapat 32.350 Cacah; Sultan HB dapat
33.950 Cacah, masing-masing terpencar.

PROKLAMASI HADEGING NAGARI DALEM KASULTANAN MATARAM NGAYOGYOKARTO HADININGRAT.
Proklamasi dilakukan di Pesanggrahan Ambarketawang, pada hari Kamis Pon, 29 Jumadil Awwal Be 1680 Jw / 13 Maret 1755.



1 komentar:

  1. Saya lagi Bapa,
    Begini saya penasaran dengan asal nama kabupaten Wonosobo (Wanasaba), yang menurut kajian sejarah tentang hari jadi Wonosobo dianggap sebagai asal kata dari Wana dan saba, padahal saya pernah baca bukunya Slamet Mulyana Negarakrtagama atau yang lain saya lupa yang menyebutkan sebuah nama WANWASABHA, nah setelah saya cek di kamus Jawa kuna kata itu kok rasanya lebih pas untuk padanan kata WANASABA, mungkin karena bahasa Jawa baru tidak lagi mengindahkan tata tulis Jawa Kuna maka kata WANWASABHA lambat laun terdengar menjadi WANASABA dan ditulis WONOSOBO,dan menurut saya kata WANWASABHA itu untuk menyebut tempat Asrama percandian di Dataran Tinggi Dieng, yang memang pada jamannya menjadi tempat tujuan utama khususnya di Jawa mungkin di Asia Tenggara menurut Bapa bagaimana ?....
    Maturnuwun.
    http://www.setyawara.tk

    BalasHapus