Jumat, 20 Maret 2009

HIJRAH DAN TAHUN HIJRAH

HIJRAH DAN TAHUN HJRIYAH
Oleh: A. Adaby Darban

SELINTAS PERISTIWA HIJRAH
Berjuang untuk mengembangkan dan menegakkan Islam di Makkah, pada awalnya mengalami tekanan, siksaan, kekerasan, bahkan sampai dengan pembunuhan. Oleh karena itu, umat Islam yang tidak kuat menghadapi siksaan itu, kemudian mohon izin pada Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah ke Jastrip. Nabi pun mengizinkan, dan dan gelombang kaum muhajirin ini pun semakin banyak, dan dikemudian hari ada hikmahnya, yaitu dapat mempercepat sosialisasi dan menyebar pengaruh Islam pada masyarakat Jastrip.
Rasulullah Muhammad SAW tetap bertahan di Makkah, meskipun terus menerus mengalami ancaman, siksaan, blockade ekonomi (siapapun tidak boleh meberi makan pada Muhammad Saw ), sehinga Muhammad Saw hanya makan dedaunan dan mengencangkan ikat pinggal diganjal dengan batu. Namun, Nabi tetap terus menyiarkan agama Islam. Para pemimpin Kafir Quraisy bersepakat mengirim utusan untuk menanting Nabi dengan “ Jika Muhammad Saw mau berhenti menyiarkan Islam, akan diberi hadiah yaitu : Jabatan tertinggi sebagai pemimpin Qraisy, diberikan Harta yang banyak, dan boleh mengambil isteri kaum perempuan yang cantik dan di kehendaki “. Namun, Nabi Muhammad Saw. Bersikap Istiqomah, dengan menjawab tegas : “ Meskipun kamu dapat menempatkan Matahari di tangan kananku, dan Rembulan di tangan kiriku, aku tetap tidak akan berhenti menyebarkan Islam, ini kewajibanku kepada Allah Swt.”
Kaum Kafir Quraisy Makkah marah, dan memutuskan untuk membunuh Muhammad Saw. Eksekusi pada Muhammad Saw dilakukan pada malam hari, rumah Nabi dikepung rapat oleh pasukan bersenjata ( dalam rumah itu hanya ada 3 orang, Nabi, AbuBakar dan Ali ). Turunlah wahyu Allah swt. pada Nabi Muhammad Saw diperintahkan Hijrah malam itu juga, berkat pertolongan Allah Swt. para pengepung dibikin tidur terlena, Nabi bersama Abu Bakar berhasil keluar rumah menuju Yastrip, sedangkan Ali memohon untuk tidur di tempat nabi, untuk mengelabuhi. Alhamdulillah Nabi Muhammad Saw dan Abu Bakar selamat sampai di Yastrip ( walau mengalami pengejaran Da’tsur, namun gagal membunuh Nabi, dan bahkan ia masuk Islam ). Sampai di Yastrip Nabi disambut gembira dengan “ Thola’al Badru ‘ Alaina “ (puji-pujian bagikan purnama yang datang menyinari ).
Peristiwa Hijrah ini ternyata telah diatur Allah Swt, menjadi titik kekuatan awal Islam dalam mencapai suksesperjuangannya. Awalnya Nabi membangun Masjid Quba’ (hanya dengan anyaman pelepah Kurma ), kemudian mengadakan pelatihan kaderisasi “Khoiro Ummah” (umat yang terbaik sebagai Uswatun Hasnah / Qur’an S. Ali Imron 110). Umat inilah yang kemudian diajak oleh Nabi untuk membangun Keluarga Robbun Ghofuur, dan berhasil sukses, bahkan dapat kemenangan kembali ke Makkah tanpa dengan pertumpahan darah. Oleh karena itulah Yastrib diganti nama dengan Madinatul Munawwaroh ( negeri yang berperadaban dan memancarkan sinar ke seluruh dunia ). Nabi Muhammad Saw berhasil Mengubah dari masyarakat Jahiliyah (yang biadab) menjadi Masyarakat yang Madani-yah (yang berperadaban) hanya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Oleh karena itulah Prof.Dr. Michael A. Hart, dalam hasil penelitiannya terhadap 100 tokoh yang berpengaruh dalam sejarah dunia, kemudian dibukukan : The one Hundered A Rangking of the Moost Influencial Person in History, meletakkan Nabi Muhammad Saw. Pada peringkat atas (pertama) tokoh sejarah yang berpengaruh baik di dunia.

TAHUN HIJRIYAH
Pada zaman Nabi belum sempat dibentuk kelender Hijriyah, namun Nabi sudah menggunakan perhitungan buan dengan Qomariyah (lunar system= edar bulan), dan menggunakannya untuk pertanda pedoman beribadah (nama-nama bulan dan hari sudah ada ).
Kalender Hijriyah sudah dirintis sejak zaman Khalifah Abu Bakar, dan kemudian dilanjutkan pada zaman Khalifah Umar bin Khottab. Pada waktu musyawarah untuk menentukan kalender Hijriyah terdapat berbagai pendapat :
1. Kalender dimulai dari Kelahiran Nabi Muhammad Saw.
2. Kalender dimulai dari Nabi Muhammad Saw menerima wahyu
3. Kalender dimulai dari peristwa Wafatnya Nabi Muhammad Saw, namun ketiganya ditolak, karena dikhawatirkan akan terjadi Kultus Individu Terhadap Muhammad, seperti halnya pada Nabi Isa as.(Masehi). Kemudian muncul usul baru, dari Ali bin Abi Talib, yang mengusulkan agar kalender Islam dimulai pada “Peristiwa Hijrah”, yaitu Hijarahnya Nabi dan Ummat Islam, dalam rangka strategi keberhasilan yang lebih besar. Usul itu diterima oleh Majelis, dan Khalifah Umar bin Khottab menyatakan “Hijarah adalah Dzulumati ilannuur ( dari Kegelapan menuju Terang benderang ). “ Hijrah juga berarti dari Jahiliyah ( kebiadaban ) menuju Tamadunniyah( peradaban ).
Tahun HIjriyah : Mengggunakan perhitungan Edar Bulan (lunar System=Qomariyah) è perubahan waktu dimulai terbenamnya Matahari ( Maghrib ). Kalender Masehi dan Saka memakai perhitungan Edar Matahari ( Solar System= Syamsiyah ).
Nama-nama Bulan melanjutkan yang sudah ada ( Muharrom; Safar; Rabi’ul Awwal; Rabi’ul Tsani; Jumadil’Awwal; Jumadil Tsani; Rajab; Romadlon; Syawwal; Dzulqo’idah; dan Dzulhijjah.), sedangkan nama-nama tanggal è menggunakan hitungan Arab, seperti ( Ahad; Isnaen; Tsalasa; Arba’ah; Khomsyah; Sittah; dan Sab’ah ).


Masuk ke Jawa ( Zaman Sultan Agung Mataram )
Sutan Agung mulai mengadakan perubahan dari kalender Saka kemudian dipadukan dengan kalender Hijriyah, jadilah tahun Jawa. Perubahan ini dimulai pada :
Tanggal 8 Juli 1633 M. atau pada tahun 1555 Saka, bertepatan tahun 1043 Hijriyah, diberlakukan “ Tahun Jawa-Isam “, dengan ketentuan sebagai berikut :
Angka tahun dimulai dengan meneruskan perhitungan tahun Sakka, namun cara menghitung tahun selanjutnya berdasar peredaran bulan.
Nama-nama tahun digunakan kalender Hijiryah, namun ada penyesuaian dengan perisiwa:
Muharrom ( oleh karena ada peristiwa 10 Muharrom= Assyuro, maka disebut SYuro )
Safar jadi Sapar
Robi’ul Awwal ( oleh karena ada peristiwa kelahiran nabi, maka disebut Mulud )
Rabi’ul Tsani/ Akhir, disebut Bakdo Mulud
Jumadil’Awwal, Jumadil Tsani/ Akhir, tetap.
Rojab jadi Rejeb
Sya’ban, jadi Ruwah ( karena ada pembersihan atau Ruwat )
Romadlon jadi Poso ( karena ada ibadah Puasa/Siyam )
Syawwal jadi Ba’do ( setelah puasa/ Lebaran )
Dzulqo’idah tetap
Dzulhijjah jadi Besar, karena ada Hari Raya Besar Idul Adha
Adapun nama-nama hari juga memakai kalender Hijriyah, hanya ada modifikasi kata:
Ahad, Isnaen (jadi Senin); Tsalasa’(jadi Selasa); Arba’ah ( jadi Rabu ); Khomsah (jadi Kamis); Sittah ( jadi Jum’at, karena ada ibadah Sholat Jum’at ) dan Sab’ah (jadi Sabtu).
Nama-nama Pasaran menurut asli budaya Jawa ( Wage- Kliwon- Legi- Pahing- Pon ).
Adapun nama-nama Windon ( Alip – Be – Dal- Ehe- Je- jimawal- Wawu- Ze )
CONTOH KONVERSI TAHUN :
1 MUHARROM 1430 HIJRIYAH SAMA DENGANè 1 SYURO 1942 Tahun Jawa, bête-
patan dengan 29 Desember 2008.
Ahmad Adaby Darban, 29 Desember 2008.

1 komentar:

  1. Kulanuwun, Bapa
    Wah cobi bab punika dipundamel bukunipun kados kok prayogi sanget tumraping pasinaon sejarah budaya Jawa mirunggan ing Jaman Matarm Islam.
    sungkem saking kula, rumiyin mahasiswa Sastra Nusantara angkatan 1999. Setya Amrih Prasaja.
    Nuwun.
    http://www.setyawara.tk

    BalasHapus