Diampu oleh:
Ahmad Adaby
Darban dan Uji Nugroho
Mari Menulis
Pada jaman purba, manusia kala itu membuat
lukisan simbol tertentu, ornamen, gambar binatang, manusia, tumbuhan, matahari
dan sebagainya di dinding-dinding gua tempat mereka tinggal. Tentu saja dengan
cara dan bentuk yang sangat sederhana. Ribuan tahun kemudian, ketika kokohnya gedung-gedung
beton menaungi manusia modern, orang-orang juga melukis di tembok dengan kata
atau simbol-simbol tertentu seperti nama gank, makian dan provoksai. Kedua
jaman itu memang sangat jauh berbeda, bahkan berkebalikan, demikian pula
manusianya. Hanya saja, “coretan” pada jaman purba atau modern pada dasarnya
merepresentasikan ikhtiar manusia untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, buah
pikiran ataupun pengetahuan yang dimiliki dengan cara dan media yang relatif
sama. Dalam hal ini, manusia purba menggunakan simbol gambar sedangkan manusia
modern menggunakan latter (huruf),
yang merupakan produk jamannya masing-masing. Mengkomunikasikan ide atau
gagasan, itulah makna dari aktivitas manusia merangkaikan huruf demi huruf
membentuk kata, kemudian membentuk kalimat, paragraf dan seterusnya.
Sejak Manusia mengenal tulisan (latter), dari situlah peradaban modern
dimulai. Merle Calvin Ricklefs, sejarawan besar yang amat masyur misalnya,
membabak sejarah Indonesia
modern dengan dasar mulai digunakannya tulisan dalam sejarah Indonesia. Jika
sekarang ini, orang mengapresiasi berbagai temuan dan berbagai ragam
progresifitas pada suatu abad dengan menyematkan istilah prices of this (the) century (“hadiah pada abad ini”), tidak
berlebihan untuk menjadikan tulisan sebagai prices
of the civilization (hadiah peradaban). Tulisan memiliki arti dan
kontribusi yang luar biasa penting bagi perkembangan peradaban. Berbagai hal
besar dan perubahan penting lahir dari tulisan, menyebar juga berlanjut karena
tulisan pula. Dengan tulisan, pemikiran seorang pujangga ratusan tahun silam
dapat didiskusikan saat ini, dapat disebarkan hingga ke tempat yang luas tak
terbatas. Bahkan S.H. Mintarja yang sudah wafatpun masih berinteraksi dengan pembaca
setia cerita silat nusantara melalui Naga Sasra Sabuk Inten ataupun Api di
Bukit Menoreh. Tentu dengan tulisan, tanpa perlu sesaji ataupun jailangkung.
Menulis juga membawa bermacam-macam
kompensasi. R.J. Caroling, penulis imajinatif yang melahirkan Harry Potter
misalnya. Ia mendadak sangat kaya karena hasil karyanya itu. Di lain hal,
Fazlur Rahman membawa kemajuan bagi perkembangan keilmuan di dunia Islam abad
20 juga melalui tulisan-tulisannya. Adapula Karl Marx yang dikenal sebagai
bapak ideologi komunisme dengan das
Kapitalnya. Contoh ironis malah dari Indonesia, hanya karena menulis
email, Prita Mulyasari, seorang Ibu rumah tangga pernah ditahan dan pada
akhirnya harus membayar Rp204 juta. Demikianlah, kompensasi-kompensasi yang
harus dibayarkan dari tulisan menunjukan betapa kuat tulisan berpengarauh dan
betapa potensial mentransmisikan perubahan. Oleh karena itu, aktivitas menulis
harus bermakna.
Tidak dapat dipungkiri lagi, sebagai
“buah peradaban” modern, menulis merupakan kegiatan yang paling banyak
dikerjakan. Saat ini dalam hitungan detik saja, jutaan kata-kata, kalimat atau
bahkan paragraf dihasilkan di seluruh
penjuru dunia. Manusia modern sangat aktif menulis, terutama menulis SMS, status-coment Facebook, Twiter, Blog, YM
dan segala macam jejaring sosial lainnya. Tentu saja hal ini tidak salah hanya
saja ada baiknya jika dapat memanfaatkan hadiah peradaban dengan sebaik-bainya.
Ibarat kata, lemari es (kulkas) itu bisa digunakan menyimpan baju, tetapi,
kulkas akan lebih bermanfaat dan berfungsi optimal sebagaimana mestinya jika
dimanfaatkan sebagai refrigerator,
untuk membuat es, mengawet-segarkan buah dan sayur.
Untuk itu yang pertama harus disadari
bahwa menulis pada dasarnya bukan sekedar aktivitas asal-asalan namun merupakan
sebuah “perjuangan menegakan ide atau gagasan”. Karena, apapun bentuk ataupun
substansi tulisan yang dihasilkan tetap saja mengkomunikasikan ide atau
gagasan. Kalimat “iseng” Wah mati lampu
neeh… enaknya ngapain ya seperti yang tertulis dalam ststus Facebook (FB) seseorang,
sebenarnya juga merupakan usaha untuk mengkomunikasikan ide. Buktinya status
itu dikomentari lebih dari 16 orang. Contoh yang disebutkan tadi merupakan hal
sederhana. Jika saja suatu ide mapan ditropang dengan format dan media yang
bagus maka hasilnya juga akan sangat baik.
Menulis Kreatif
Terdapat beberapa difinisi untuk
mengartikan istilah menulis kreatif. Namun demikian, pada dasrnya menulis
kreatif merupakan proses, yakni proses untuk menciptakan atau menemukan gagasan
dan melahirkan (mengekspresikan) gagasan itu dalam bentuk tulisan. Dalam
sejumlah karya panduan menulis, proses ini bermuara pada empat hal yakni: 1)
inspirasi, menemukan atau menciptakan ide/gagasan; 2) inkubasi, memikirkan dan
menimbang ide yang didapat matang-matang termasuk menentukan format dan bentuk
tulisan; 3) penulisan, mengekspresikan inspirasi dalam tulisan; dan 4) revisi,
memperbaiki dan menyempurnakan tulisanyang dihasilkan. Proses ini tidaklah baku, dapat berubah dan
mengalami penyesuaian dengan penulisnya. Artinya setiap individu dapat saja
berbeda dalam ikhtiar ini. Jika telah terbiasa menulis maka anda bias menentukan
proses menulis anda sendiri.
Dalam upaya menelurkan tulisan, hal
yang tidak dapat dihindari ialah menentukan bentuk dan jenis tulisan. Ini
adalah strategi mengkomunikasikan ide. Untuk mengenal beberapa bentuk dan jenis
tulisan akan dibahas di bab selanjutnya. Penentuan bentuk atau jenis tulisan
ini penting mengingat idea tau gagasan yang dimiliki penulis sebenarnya
memiliki format dan tipe tertentu yang akan mampu dikomunikasikan secara
optimal jika diformat melalui bentuk tulisan tertentu. Tentu saja mempunyai teknik
pengungkapan yang berbeda satu dengan yang lain. Menentukan bentuk dan jenis
tulisan ini merupakan bagian dari mengatur sebuah tulisan. Begini ilustrasinya,
Kebanyakan orang sangat senang
berbelanja di mall bahkan kegiatan berbelanja modern ini telah menjadi aktivisme
yang amat digemari tak ubahnya rekreasi. Begitu masuk mall, suasana sejuk
memberi kenyamanan sehingga konsumen betah. Tampilannya pun dirancang sedemikan
rupa supaya memikat para pembeli. Belum lagi para sales yang dengan ramah
melayani. Adapun rak-rak berjajar teratur. Ada
rak makanan di sana,
pakaian di situ dan furniture di sini. Dengan mudah konsumen akan memilih mana
yang akan dibeli. Bayangkan, bagaimana jika barang-barang itu tidak diatur! Sayuran,
bumbu dan terasi, pakaian dalam, kaus kaki, paku-palu dan gergaji, buku, mainan
anak, kosmetik dan telvisi dicampur menjadi satu. Tentu saja tidak nyaman untuk
memilih terasi dirak pakaian dalam bukan?
Kurang lebih, demikan pula dalam
menulis. Ada
jutaan idea yang harus disusun secara kreatif agar pembaca nyaman dan gagasan
pokok dapat lancar dikomunikasikan. Satu ide utama harus ditunjukan, kemudian dijelaskan,
dan diperkuat dengan unsur-unsur pendukung lainnya. Jika satu ide utama yang
cerdas, langsung diteruskan dengan ide utama yang lain dalam satu paragraf maka
hasilnya adalah paragraf yang tidak cerdas. Misalnya ide utama adalah “perempuan
yang cantik” hendaknya ditopang dengan penjelasan mengapa “cantik”, karena
cantik bersifat relatif sehingga perlu ditunjukan kecantikannya. Maka masukan
unsure-unsur yang mendukung “perempuan yang cantik” itu. Sebaliknya jika ide
utama adalah “perempuan yang cantik” langsung diteruskan dengan ide utama yang
lain misalnya “anak orang kaya” maka hasilnya tidak jauh berbeda dengan menyusun
sayur di rak kosmetik.
Ibarat kesejukan mall yang nyaman
dengan tata rapi yang memikat, hal lain yang perlu diperhatikan dalam menulis
ialah berikan pula kenyamanan bagi para pembaca, pikat mata para pembaca hingga
tidak mampu beranjak dari tulisan. Ada beberapa cara yang bias dilakukan,
misalnya membuat judul yang “hot”, lead
(kalimat pembuka paragraf/tulisan) yang membuat penasaran, member tekanan pada
bagian tertentu dan lain sebagainya. Jika cerita itu bersambung, teknik
Asmaraman Ko Ping Ho dan S.H Mintarja, nampaknya masih menjadi strategi yang
mujarab. Ditiap episode, kedua penulis cerita bersambung itu selalu mengakhiri kisahnya
pada saat-saat yang menegangkan. Alhasil pembacanya tidak sabar untuk membaca
kelanjutan cerita berikutnya.
Teknik menulis merupakan hal yang
sangat pokok akan tetapi hanya beberapa saja yang akan dibicarakan di sini. Agar
tulisan memiliki karakter dan evektif perhatikan struktur kalimat. Kalimat
punya syarat yakni memiliki S (Subyek) dan P (Predikat). Adapun O (obejek) dan
anak kalimat dapat ditambahkan kemudian. Begitu juga penggunaan kalimat pasif
dan aktif patut untuk dicermati pula, tentu saja bukan lagi hal yang terlalu
rumit. Perhatikan pula diksi (pemilihan kata) karena memilih kata yang tepat
dan mudah dipahami merupakan cara yang bijak. Meskipun kata “bapak” dan “papi”
dapat merujuk pada obyek yang sama, tetapi berbeda dalam penggunaan karena
sangat terkait dengan rasa kebahasaan. Ambillah contoh “papi menggembala kerbau” dan “bapak
menggembala kerbau”. Jika kaidah-kaidah dasar seperti yang dijelaskan telah
dikuasai maka aktivitas menulis bukan hanya kegiatan merangkai kata-kata saja
namun juga memiliki nilai seni dan keindahan.
Sekilas Mengenal Beberapa Jenis dan
Bentuk Tulisan
Dunia tulis menulis dewasa ini telah
sangat kaya dengan berbagai jenis tulisan. Ada dikenal tulisan fiksi (fiksi ilmiah dan
fiksi imaginative) dan non fiksi.
Adapula macamnya seperti: cerpen, novel, roman, scenario film-naskah drama,
puisi, sajak, pantun, reportase, jurnalistik sastra, jurnal, opini, kolom, testimony,
artikel, esai, makalah dan feature. Masing-masing jenis tulisan itu memiliki
bentuk yang berbeda. Bolehlah sekarang kita berkenalan secara singkat beberapa
diantaranya saja.
Cerpen (cerita pendek), novel-novelet,
roman:
Menurut Jacob Sumardjo dalam karya fiksi dikenal dua pembeda yakni cerpan
dengan novel dan roman. Cerpen dimasukan Prof. Kuntowijoyo dalam “sastra koran”,
khas Indonesia.
Cerpen ini merupakan cerita ringkas yang habis dibaca sekali duduk. Novel dan
roman merupakan cerita fiksi yang lebih panjang, otomatis juga berisi lebih
dari satu cerita pokok. Sedangkan novelt tak jauh beda dengan novel; tetapi masih
memiliki batasan halaman.
Scenario film- naskah drama, Skenario adalah naskah
yang berisi adegan, adegan, dan arahan. Misalkan
Fade in, pawn down: (gerak kamera, mendekat-menjauh, diambil dari bawah ke
atas)
Bob (Richard Gere) (tokoh-aktor)
(Beranjak dari kursi) (acting)
Sial
sekali aku hari ini, harus menemui lelaki gemuk itu lagi! (dialog)
Adapun
naskah drama adalah karangan yang berisi cerita atau lakon. Sebagai karangan naskah
drama bukanlah cerita utuh dan langsung namun mempunyai dialog yang
menggambarkan alur peristiwa secara tidak langsung. Isi dari naskah drama ini
adalah dialog-dialog dari para tokoh, didalamnya terdapat: penciptaan seting, pengkarakteran
tokoh, dan konflik.
puisi, sajak, pantun. Puisi karangan berisi kalimat
pendek dan ringkas yang merupakan intisari dari kata-kata yang indah dan
disusun dengan indah, semacam dramatisasi kata-kata. Sajak kadang disamakan
dengan puisi namun pada dasarnya sajak merupakan individu dari puisi.
Jurnalistik: reportase, feature-jurnalistik
sasatra. Yang
meliputi proses meliput, mengolah dan menyebarkan. JOURNAL atau DU-JOUR berarti HARI, maksunnya—kurang lebih—setiap
warta tercetak setiap hari (Assegaf 1985: 10). Journal dalam bahasa inggris
diartikan sebagai majalah, surat
kabar atau diary (catatan harian) adapun Jurnalistik
diartikan sebagai kewartawanan. Nah,
sekarang orang melekatkan Jurnalistik dengan
Pers, hal ini terkait dengan
perkembangan teknologi percetakan yang semakin hebat. Kata press (Inggris) berarti mesin pencetak.
Untuk
mendifinisikan jurnalistik, kalimat sederhana ini hematnya bisa dipakai:
Jurnalistik adalah proses meliput, mengolah dan menyebarkan peristiwa kepada
khalayak melalui media cetak ataupun visual.
a. Berita:
News is difficult to define because it
involves m,any variable factors (Clerence Hach). Kata Irving Resenthal, Berita lebih
mudah dikenali daripada diberi batasan.
If a dog bit a man, it is not news.
But if a man bit a dog is news (Notclife)
1.
News
hunting/getting/gathering:
reportase, wawancara, riset kepustakaan
2.
News processing
3.
News writing
4.
News editing &
publishing
b. Feature
:
Tulisan
kreatif terutama dirancang untuk memberi informasi sambil menghibur tentang
suatu hal, situasi dan aspek kehidupan seseorang. (Williamson, 1975).
Feature
karangan lengkap nonfiksi bukan lempang sekedar berita panjang dalam media
masa.
Opini: setiap koran biasanya mengkhususkan
satu halam sebagai halaman opini, yang menerima tulisan dari luar. Opini:
mewakili pandangan penulis tentang sesuatu hal atau peristiwa. Yang memiliki
unsure Subyektifitas dan Persuasif
jurnal,
opini, kolom
Esai
adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya dapat berupa penggabungan
sederet fakta-fakta kemudian mengikatnya melalui sÃntesis.
Artikel adalah bentuk karangan yang berisi
analisis suatu fenomena alam atau sosial dengan maksud untuk menjelaskan siapa,
apa, kapan, dimana, bagaimana dan mengapa fenomena alam atau social tersebut.
Format Media
Selain mengetahui hal-hal
diatas ada baiknya juga jika penulis mengetahui format media. Kaitannya ialah
dengan segmentasi pembaca, satu bentuk media akan dikonsumsi oleh pembaca yang
berbeda sehingga format media ini merupakan pertimbangan atas kecocokan bagi
pembaca, sesuai karakter pembaca itu sendiri. Pertimbangan kedua yang perlu
diperhatikan dalam memilih format media adalah karakter fisik setiap format,
karakter isi, periodisitas, kemudahan proses produksi, biaya, dan citra yang
dikehendaki. Media, pada masa kini, jenisnya sangat beragam. Ada elektronik, cetak dan cyber. Kali ini
akan dibahas beberapa fiormat media cetak dengan asumsi, elektronik dan cyber
batasnnya lebih longgar. Adapun tulisan pada bagian ini disarikan dari Ashadi Siregar dan Rondang Pasaribu, Bagaimana Mengelola Media Korporasi-Organisasi (Yogyakarta:
Kanisius, 2000).
Dikenal
beberapa format Media, seperti "newsletter", majalah, tabloid, atau surat kabar. Setiap
format memiliki karakter masing-masing, tentusaja ada kelebihan dan kekurangan khususnya
dalam hal efektivitas penyampaian informasi. Untuk membantu pemahaman yang
lebih baik, uraian berikut akan menjelaskan lebih rinci karakter setiap format.
"Newsletter"
1.
"Newsletter"
umumnya menggunakan kertas HVS (atau kertas berkualitas lebih baik). Ukuran
kertas yang digunakan biasanya A4 atau sedikit lebih kecil. Jumlah halaman
berkisar antara 4 dan 12 halaman atau lebih. "Newsletter" bisa
dijilid, bisa pula tidak dijilid. "Newsletter" lebih mudah dan lebih
cepat diproduksi. Biasanya produksi juga lebih rendah.
2.
Tulisan
yang dimuat pada "newsletter" biasanya lebih pendek. Kalimat yang
digunakan lebih ringkas dan langsung ke pokok masalah.
3.
Sampul
depan "newsletter", selain menampilkan nama media, tanggal terbit dan
nomor edisi, juga memuat daftar isi dan sebuah tulisan lengkap. Kebanyakan
"newsletter" tidak memuat foto. Halaman "newsletter"
biasanya dibagi atas 2 -- 3 kolom.
4.
Ditilik
dari segi kemudahan proses produksi, format "newsletter" yang
biasanya tak banyak memuat foto dan hanya menggunakan dua warna, lebih mudah
dikerjakan ketimbang format majalah, tabloid, atau surat kabar.
Majalah
1.
Selain
menggunakan kertas koran untuk halaman dalam, majalah juga menggunakan kertas
HVS atau kertas jenis lain yang lebih baik kualitasnya. Kertas yang digunakan
berukuran A4 atau sedikit lebih besar. Namun, ada pula majalah yang menggunakan
ukuran lebih kecil, seperti "Intisari" atau "Reader`s
Digest".
2.
Sampul
majalah banyak menggunakan kertas yang lebih tebal dan berkualitas lebih baik
ketimbang halaman dalamnya. Dengan demikian, kualitas cetak sampul bisa
diupayakan lebih baik, agar tampak lebih menarik.
3.
Tampilan
majalah tampak lebih serius dan dijilid dengan baik sehingga cocok untuk
didokumentasi. Untuk media korporasi/organisasi, jumlah halaman sekitar 16 --
24 halaman, atau lebih. Majalah bisa memuat tulisan yang lebih banyak dan lebih
panjang. Halaman majalah biasanya dibagi atas 2 -- 4 kolom.
Tabloid
1.
Tabloid
kebanyakan menggunakan kertas koran. Ukuran kertas yang digunakan sekitar
setengah kali ukuran kertas koran. Sampul tabloid umumnya juga menggunakan
jenis kertas yang sama dengan jenis kertas yang digunakan pada halaman dalam.
2.
Tampilan
tabloid tampak lebih populer. Bisa dicetak dua warna atau lebih. Penataan
perwajahan tabloid merupakan paduan antara desain yang ditetapkan pada majalah
dan surat
kabar. Halaman tabloid biasanya dibagi atas 3 -- 5 kolom.
3.
Tabloid
umumnya tidak dijilid. Jadi, suatu edisi bisa dibaca bersama-sama oleh beberapa
orang, masing-masing satu lembar terpisah. Untuk media korporasi/organisasi,
jumlah halaman tabloid yang biasa digunakan sekitar 8 -- 16 halaman.
Surat kabar
1.
Mempersiapkan
format surat
kabar sedikit lebih sukar ketimbang format lainnya. Satu halaman surat kabar biasanya
memuat sejumlah item tulisan. Oleh sebab itu, perlu ditata secara baik agar
tampak menarik dan mudah dibaca.
2.
Surat kabar tidak dijilid. Jadi,
dapat dibaca bersama-sama oleh sejumlah orang, masing-masing membaca lembar
yang berbeda, asal tulisan yang bersambung tidak terdapat pada lembar yang
berbeda. Di Indonesia, ukuran kertas yang digunakan adalah sekitar 42 cm x 58
cm. Jenis kertas yang digunakan adalah kertas koran.
3.
Halaman
surat kabar
biasanya dibagi atas sejumlah kolom, biasanya 7 -- 9 kolom. Pola desain halaman
surat kabar
belakangan ini banyak menggunakan pola modular (pola yang memungkinkan halaman
dibagi atas sejumlah bidang persegi empat, bisa membujur dari atas ke bawah,
bisa melintang dari kiri ke kanan).
4.
Karena
menggunakan kertas koran, kualitas cetak surat
kabar tidak sebaik kualitas cetak majalah yang menggunakan kertas HVS atau
sejenis. Karena itu, belasan tahun lalu warna jarang digunakan untuk surat kabar. Meskipun
demikian, berkat perkembangan teknologi, penggunaan warna pada tampilan surat kabar sudah semakin
populer akhir-akhir ini.
Demikanlah
sebuah pengantar tentang Menulis Kreatif yang dapat disampaikan dalam forum
ini. Dengan harapan dapat menggelitik dan dapat memberikan motivasi pada
semuanya. Kita semua harus yakin, bahwa sesungguhnya “kita punya kemampuan”,
sekarang yang penting bangkitkan “kita punya kemauan” untuk menulis, insya
Allah akan dapat sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar